08/07/12

Kolam Renang vs Laut

2010 beberapa bulan sebelum saya pergi ke Karimunjawa saya kursus renang. Waktu itu dgn 200rb renang sampai bisa, tapi cuma gaya dada saja. Tujuan saya agar bisa renang ketika perahu terbalik atau sengaja dibalik, ketika sedang rafting dan saya ga akan panik. Kemudian film 2012 lg tayang, yah siap2 untuk berenang2 ke puncak everest yg dalam cerita bukan lagi puncak tertinggi di dunia hehehehe ngarep deh. 

Kebetulan ke Karimunjawa, secara ini adalah kepulauan jadi mau tidak mau senang tidak senang...tetep senang, yaa harus nyebur laut dan berbasah-basah...otomatis. Bisa berenang, tambah pede jadinya meskipun ga jago2 amat, minim bisa ngapung sambil tengkurep. Koq tengkurep? kan mau lihat biota dalam laut, kalo ga tengkurep lihat langit? Pada spot pertama di Karimunjawa mungkin kedalaman lebih dari 7m dibawah permukaan laut, ketika melihat ke bawah laut lebih gelap dan diantara terumbu karang ada celah yg lebih dalam...nah kalo terjepit diantaranya gimana hayooo?! 

Dalam atau dangkalnya laut bìsa dilihat dari warna permukaañya waktu kita naik perahu klo dangkal tentu saja warnanya lebih terang karena pasir dari pantainya juga terlihat, sampai kita tau akan ada pulau klo surut. Jadi kalo dalam warnanya lebih gelap, ngeri banget jadi ingat fìlem yg tentang hiu, shark, jaws(sama aja kaleee)...hiiyyy, lariii eh renang ding. Tapi untungnya banyak yang ga bisa berenang tetep nyebur tapi pake pelampung. Saya?modal tangan dan kaki (eiiitttsss...bukannya nyombong lohh) dibantu sama fin dengan ukuran 40 molor pisan, jadi waktu tendang sana-sini seperti mau lepas itu finnya. Kalo cuma snorkelling terus biota lautnya dalem banget saya takut ga pas waktu ambil nafasnya, mending klo diving kan dah bawa oksigen. Jadi di pulau selanjutnya saya putuskan, beberapa teman juga yang kebetulan bisa renang ber"snorkellria" di spot yg lebih dangkal dan datar tapi sepi, kedalaman antara 1-1.2m aja. Yang lainnya di darat aja, karena sudah capek berenang di pulau sebelumnya yang pantainya memang lebìh curam dan dalem, juga ombaknya lebih kenceng. 

Berenang di laut aman kalo ada teman yang lebih jago, jadi ada yang nolongin kalo tiba-tiba kram dan tenggelam, atau panik. Kalo saya capek menyepak sana-sini mending segera ke arah kayu-kayu penyangga dermaga atau ke pantainya. Iya kalau ada tempat jadi "templokan" klo ditengah?laut seperti tak berujung, dalamnya tak dapat diukur (bisa diukur sih, tp saat qta renang mau ngukur dah parno ato phobia duluan). Di kolam renang? Lebar dan dalamnya kolam sudah jelas, untung-untung minggir dah ada tempat untuk "nemplok" ada penjaganya jg yg siap nolöngin, tapi jangan terlalu diharapkan hehehehehe...........karena dia belum tentu lihat.

Sama juga ketika saya di Tanjung Tinggi meskipun jarak antara permukaan dengan tanah sekitar 3 meteran, jelas terlihat tapi masih ada sedikit paranoid mungkin pengaruh filem ya, kali aja ada makhluk aneh-aneh gitu...hehehe.

Kalo di kolam renang, biasanya dikasih batas atau tanda untuk yang tidak bisa berenang harus di kedalaman maksimal 1,5m atau tertentu....hmmm di kolam renang untuk anak-anak mungkin :D. Di kolam renang bahayanya mungkin kalo tabrakan sesama pengguna kolam kalo ga lihat sekelilingnya, tp paling cuma minggir sebelum tabrakan. Ada juga yang terjun bebas sebebas-bebasnya, loncat dari pinggir kolam tanpa melihat-lihat ada orang yang mungkin sedang renang dibawahnya bisa ketimpa terus terjunnya di kolam yg dangkal, habis tuh nyungsep kepala duluan...lengkap sudah penderitaannya. Atau kaki duluan, langsung DHYEEEGH ntéeerrtt ke atas, ah mbuhlah, semoga semua baik2 saja...amin :D. Biasanya yang model gitu renangnya "gaya kali", karena bisanya renang waktu nyebur ke kali dan terbawa arus, dan kepala diatas permukaan biasanya juga disebut "gaya anjing" hehehehe karena renangnya kayak anjing kepalanya diatas terus. 

30/06/12

beRenang-renang ke Karimun Jawa

Karimun Jawa....hmmm Juli 2010

Berawal dari lihat liputan di TV yang membahas tentang liburan ke Kepulauan Karimun Jawa, akhirnya ada juga niat untuk jalan-jalan ke Karimun Jawa. Kebetulan seorang teman sedang suntuk dan mengalami stress tingkat tinggi (sama juga saya :)). Rencana semula kami ingin pergi ke kota gudeg Jogjakarta, tapi sepertinya kami mau berangkat saja sudah malas, atau karena sudah pernah...entahlah. Kebetulan salah satu dari kami, namanya Ferra lagi ada kerjaan waktu itu, jadi rencana ke kota gudeg harus diundur. Belum sempat menyusun rencana perjalanan kami, keburu ada acara di TV yang ke Karimun Jawa, saya usulkan ke Ferrra untuk pergi ke Karimun Jawa saja. Untungnya Ferra menyerahkan semua rencana perjalanan kami ke saya mau kemana dan kapan brangkat terserah saya, asal perginya setelah kerjaannya selesai.

Ok...jadilah saya browsing sana-sini bagaimana cara bisa nyampe ke Karimun Jawa. Kebetulan ada sodara yang tinggal di Jepara, dia juga membantu banget dari menjemput kami, kasih tempat untuk numpang tidur, anjangsana-sini ke sodara yang lain dan mengantar-jemput kami ke Pelabuhan Kartini sampai mengantar kami naik bis ketika mau pulang. 

Kami berangkat secara estafet dengan naik bis, pertama menuju Jombang. Dari Jombang ganti bis ke Tuban (sampai Tuban, saya sudah pernah karena juga ada sodara disana). Tuban ke Kudus, ganti angkutan menuju ujung lain dari Kota Kudus. Sebenarnya ada bis yang langsung Tuban-Jepara, tapi kami harus nunggu juga akhirnya kami putuskan lanjut estafet. Dari Kudus naik bis lagi ke Jepara, di tempat yang udah ditentukan dan dijemput sama sodara saya, naik mobilnya dia menuju ke rumahnya yang benar-benar Jepara.... full ukiran deh. Sebenarnya tidak full juga hanya pada bagian pintu, jendela dan perabot dalam rumah identik dengan ukiran, maklumlah kami kan lagi di Jepara yang memang terkenal dengan ukirannya. Untuk sebuah pintu, kalo dilihat dari luar ukurannya besar, tapi ternyata pintunya ukurannya standar juga.

Pintu rumah, ukuran pintu aslinya yang tanda merah

Kami ke Karimun Jawa, ga berangkat cuma berdua, kami gabung dengan rombongan dari wistakita yang emang suka ngadain jalan-jalan ke Karimun Jawa. Kalaupun kami cuma berangkat berdua ntar juga bingung bagaimana ongkos untuk sewa perahu, jadi mending kami gabung dan udah dapat fasilitas snorkel, masker, fin klo cukup sih...tapi ga masalah kan kita bisa berenang (bukanya sombong lho) juga udah dapat kamar di guesthouse sekalian makannya sehari 2x...ga bakalan kelaparan deh pokoknya.

Seandainya waktu itu ada yang mau gabung sama kami, kita juga ga nolak untuk jalan bareng. Waktu itu ada yang mau ngajak gabung dari Bandung, tapi berangkatnya sebelum kami berangkat dan bentrok dengan kerjaan teman saya...jadinyaaa ya ga jadi gabung, mungkin lain kali ya :) dan di destinasi yang beda pula.

Pagi kalo ga salah hari Sabtu kami berangkat ke Pelabuhan Kartini, ramai sekali pelabuhannya rupanya banyak yang berangkat ke Karimun Jawa. Telpon-telponan nyari panitia dari wisatakita rombongan yang kami gabung, setelah ketemu kami dikasih tiket kapal dan itienerary selama traveling dan harus cepat-cepat naik ke kapal. Karena kapal akan berangkat bila dianggap penumpang sudah memenuhi kuota penumpang, tapi melebihi kapasitas...nah lhoo, yaaah semoga tak terjadi apapun yang tidak diinginkan.

Di atas Kapal Muria kami duduk manis bareng penumpang yang lain sambil sedikit nyengir hehehehehe. Karena kami kepanasan bersama penumpang yang lain duduk di highclass yaitu di kapal yang tempatnya paling atas tanpa atap dan lesehan, tapi ga apa-apa yang penting banyak temannya dan rasa senang mungkin karena akan berlibur menyeberang pulau, malah ada beberapa penumpang yang tidur bergelimpangan sambil panas-panasan karena penyeberangan sekitar 6 jam tentu saja pada capek.


Akhirnya sampai juga "Selamat Datang di Karimun Jawa". Kedatangan kami disambut dengan mendung, dijemput sama pemilik guesthouse...naik mobil full AC highclass lagi alias pick up hahahaha, sampai di rumahnya sudah disediakan es kelapa muda pula......wiiiii segerrrr. Mandi setelah berpanas-panas ria di atas Kapal Muria, terus makan sore deh juga sudah disediain. Menunya? ya ikan laut digoreng, kita kan di pulau. Meskipun acaranya kenal-kenalan, kami berdua malah jalan-jalan ke dermaga yang paginya kami harus berkumpul untuk naik perahu yang akan membawa rombongan kami menyeberang dari pulau ke pulau. Saya ingat waktu itu ada beberapa orang dari rombongan yang protes karena dapat tempat menginap di rumah orang, mereka maunya di hotel atau kalo ga gitu di rumah apung. Kelihatannya mereka memang cuma mau melebih-lebihkan masalah saja, apa mereka tidak lihat keterangan dimana kita akan menginap, dengan harga yang diberikan oleh panitia?. Kami (saya dan Ferrra) sudah merasa itu harga yang pantas untuk kami berlibur selama 4 hari 3 malam, transport dan akomodasi sudah semua, sambil lewat saya dan Ferra cuma "nggremeng" (dalam Bahasa Jawa bergumam) "yuuh mesakne", tapi sudahlah panitianya punya cara untuk ngatasinnya.

Minggu pagi sebelum berangkat kami sarapan masih dengan menu ikan laut dan sayur seadanya. Ternyata yang satu rumah dengan kami ada 14 orang dari Jogja, Cilacap, Kebumen dan Sorabaya, baru pagi harinya kita berkenalan sambil jalan bareng ke dermaga. Perahu sudah siap berangkat, selain kami yang satu rumah ada juga yang naik yang tinggal di guesthouse yang lain. Setelah semua naik ke perahu bisa ga bisa berenang wajib pake pelampung...dan berangkaaaaaaat!.

Sebelum berangkat bergaya dulu, jangan lupa lifevestnya!

Hyuuuuut....byuuuurrrr...hyuuuuut....byuuuuurrr, kesan pertamanya naik perahu semua senang diayun ombak, ketika posisi perahu naik kemudian langsung terjun bebas pada teriak "Whaaaaa...whaaaa...whaaaa"...happy banget. Tapi lama-lama pada diem.....MUALLL alias pada mabok hehehe. Ada dari rombongan kami yang tidak mau duduk di pinggir perahu, dia maunya duduk sambil megang tiang yang ada di bagian depan perahu tapi tak terlalu ke depan lebih tepanya di tengah perahu sih. Satu perahu bisa muat antara 50 an orang, rombongan kami ada dua perahu, jumlah penumpang dan awak perahunya semua sekitar 85 orang...koq tau? Ssttt, saya udah nanya sama anak pemilik guesthousenya, ketika malam harinya sebelum kami berangkat ke pulau dia dan beberapa ibu-ibu sedang masak untuk bekal kami makan siang nanti di pulau-pulau, dia nyediain 85 nasi kotak untuk peserta dan awak kapalnya...perahu maksud saya.

Penangkaran hiu
Hari pertama menuju ke penangkaran hiu dan berenang bareng hiu, tapi sayang hiunya malah cuek sama kita-kita, mungkin nyalinya ciut karena kita datang bergerombol. Kemudian ke pulau-pulau, entah pulau apa namanya ada Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Manyawakan, Cemara Besar, tapi memang sebagian besar yang disinggahi tidak berpenghuni apalagi yang namanya Pulau Gosong :D. Sebenarnya di itenerary ada nama-nama pulau yang disinggahi, tapi ketika kami tanya panitia rombongan jawabnya "mbulet", tapi memang sebagian pengikut rombongan tidak perduli apa nama pulaunya, yang penting bisa jalan-jalan di pulau, nyebur ke laut yang ga bisa pun mendadak pede dengan berhias lifevest di tubuhnya hehehehehe. Oh ya satu lagi..selalu ada sesi narsis...entah di atas permukaan atau di bawah permukaan laut.

Setelah berenang bersama hiu, kami menuju sebuah pulau, yang bisa berenang dan yang tidak bisa berenang nyebur, yang takut air juga nyebur tapi di pinggir pulau saja.  Makan siang di hari pertama kami dibagikan, jadi kita makan di pinggir pantai, menunya masih ikan laut, ada sambalnya juga koq. Seharian itu ada 3 pulau yang kami hinggapi ada diantaranya pulau gosong, pulau ini bisa dikunjungi ketika sedang surut saja. Namanya juga pulau yang kadang kelihatan kadang tidak jadi tidak ada dermaga, untuk bisa ke pulaunya pada jarak tertentu perahu akan berhenti dan penumpang harus nyebur ke laut dan jalan menuju pulau. Sorenya kami kembali ke pulau utama dimana kami menginap. Besok...ke laut lagi hehehehe.

Malam harinya memang tidak disediakan makanan, tapi kami bisa beli makanan yang ada di alun-alun, atau lebih tepatnya sih kayak lapangan yang di pinggirnya banyak orang yang jualan makanan. Ada juga sebuah warung yang katanya terkenal tapi bagi kami hehehehe ga kenal, karena ada yang bilang juga rasanya biasa saja, hidangannya juga pasti seafood...maaf sudah pernah. Karena ada banyak yang jualan dan macam-macam yang di jual, kami pilih beli gorengan dan bakso. Rasanya? yang penting bisa buat ganjel hehehehehe. Sepulang dari jalan-jalan kami berdua kembali ke rumah tempat kami menginap, eh ternyata yang punya rumah jualan kopi...asyeeek ngopi deh, bukan hanya kopi, mau mi instan juga ada, ehh gantungan kunci juga dia jualan....emang koq peluang bisnis ga boleh disia-siakan, mumpung!

Hari kedua melaut lagi, kali ini kami tak seheboh hari pertama ketika melaut, lebih santai gitu. Seperti biasa dari pulau ke pulau, nyebur ke laut narsis di darat dan di laut, berenang bersama ikan-ikan. Makan siang di hari kedua kami di laut pun di sebuah pondok diatas laut, kami bergaya juga dengan latar pondok tempat kami makan. Menunya kali ini ayam goreng, tapi entah kenapa rasanya tetap ikan laut...hmmm, minyaknya kali ya?

Narsis setengah daratan, kakinya di laut ^_^. Makan siang kami disitu tuh (nunjuk kebelakangnya empat orang yang lagi begaya)

Ada kalanya bosan nyebur ke laut, jadi kami di perahu saja kasih makan ikan, dengan remah-remah roti. Ikannya mau lhooo....jadi berenang juga bersama ikan apa ya namanya, kayak zebra gitu pokoknya...ntar cari tau di mbah google ya...:).

Berenang bersama ikan boleh juga, untung bukan ikan kanibal ya. Ikannya cuma dipancing ama remah roti dah pada ngumpul...asyiik kaaan?

Putri duyung beraksi, peace yoo...!

Ayooo...ceklik...:p, salah satu sesi narsis kami

Haiiii...di Karimun Jawa ketemu Nemo

Sempat juga kami mampir di sebuah Pulau Gosong, kebetulan laut sudah agak surut jadi pulaunya terlihat. Hanya beberapa menit kami di pulau yang gosong ini untuk narsis sebentar mengabadikan kebersamaan kami meskipun tak saling kenal satu sama lain.
Narsis di Pulau Gosong, pulang-pulang pada gosong :)

Kemudian persinggahan terakhir kami di ujung pulau di sisi lain dari Pulau Karimun, disini banyak yang ambil foto waktu matahari terbenam ( apa ya nama tempatnya??? sudah lupa tuh) sambil nunggu ikan bakar yang dibakarin sama panitia...kita tinggal makan aaja. Sudah capek berenang, capek narsis, nyantai dulu boleh...:). Hari juga sudah sore, matahari mulai terbenam saatnya pulang.

Nyantaiii dulu ahhhh

Matahari terbenam, hari mulai malam.....pulang yuuuk!
Malam itu setelah dari pulau-pulau kami jalan-jalan ke kios-kios untuk nyari oleh-oleh (banyak banget pengulangan kata-katanya ya). Kali ini kami tidak jalan berdua tapi bareng dari anak dari Jogja, sama-sama lagi nyari oleh-oleh untuk kenangan selama di Karimun Jawa. Tapi sebenarnya kami juga sudah dapat banyak kenangan dari foto-foto yang sebagian saya upload, ini cuma sebagian dari foto yang diambil sama panitia yang rata-rata punya senjata yang handal untuk bernarsis dan mengabadikan yang cakep-cakep selama di Karimun Jawa.

Besok paginya kami siap-siap balik ke Jepara lagi, ke Pelabuhan Kartini dan menyimpan segala kenangan selama di Karimun Jawa, entah kenapa pada saat akan menjelang kami pulang kami bertambah akrab satu sama lain, saling tukar alamat facebook untuk saling menandai di foto yang pernah kami ambil saat narsis bareng-bareng. Ada juga yang berlomba adu jago renang siapa paling cepat. Ahhh banyak kenangan pokoknya. Nanti suatu saat cari lagi tempat lain untuk menemukan sebuah kenangan yang lain.












29/06/12

Yuk Jalan-jalan


Yuk kita jalan-jalan, singkat aja yukitajalan, judul ini lebih Indonesia daripada sebelumnya saya pake judul yang lebih Inggris :). Love it expolre it and share it, nah kalo ini sengaja pake Bahasa Inggris, bukannya keminggris, tapi bolehlah berkolaborasi.
Mengutip apa yang pernah dikatakan oleh Menteri Pariwisata Jero Wacik yang sedang promosi wisata yang ada di Indonesia "Cintai negeri kenali negeri" sama juga artinya dengan tak kenal maka tak sayang. Ahh dibolak-balik aja ya. Kenali dengan menjelajahinya ga ada salahnya kan? bukannya sok nasionalis....tapi kalo dibilang tak kenal? apa kata dunia? hehehehehehe Nagabonar banget.
Share-nya saya punya maksud agar kita (anda dan saya) bisa saling berbagi cerita, belum tentu semua oranng bisa jalan-jalan, karena kendala finansial (pastinya) dan kesibukan kerja.
Meskipun belum seluruh negeri dijelajahi boleh dong dicicil, toh jalan-jalan juga bukan hanya modal dengkul. Tapi untungnya ada dunia maya, jadi bisa browsing tentang tempat-tempat yang ingin dikunjungi. Biasanya dari nonton TV, yang sering tayang acaranya jala-jalan terus meskipun judulnya beda-beda. 
Bukannya pamer kalo bisa jalan-jalan, saya kalo jalan-jalan ongkos suka ngepas.....ehhhh ngepreeeess banget, tapi kebetulan ada sodara atau teman yang siap menampung saya (kalo siap sih.... atau siap ga siap...hmmm maksa) lumayan ngirit budget hotel.
Yuk kita jalan-jalan, yuk telepon sodara dan teman yang di luar kota......boking karpet di depan TV, untung-untung dapat kamar :), kemudian kita berbagi cerita perjalanan kita juga pengalaman yang terjadi selama dalam perjalanan.